Tentunya kita berharap kapan orang indonesia bisa berpartisipasi di ajang-ajang balap internasional seperti MotoGp, F1, Rally, Nascar, Super Bike, dll secara kompetitif. Kita seharusnya bisa belajar dari negara Eropa dan Amerika mereka tidak mementingkan ijasah sekolah, tapi yang mereka pentingkan adalah bagaimana cara mengembangkan bakatnya.
Bagi kebanyakan Orang Indonesia masih banyak yang mementingkan ijasah. tapi mereka tidak tahu apa yang akan ia lakukan kedepan. Sebagian besar orang tua lebih menginginkan anaknya sekolah di bandingkan mengikuti kompetisi.
Profesi Pembalap, atlet, dan urbanman kurang populer dimata sebagian besar orang tua. mereka lebih menyukai anaknya menjadi dokter, guru, polisi dsb. sekarang pertanyaannya BUAT APA?? toh hasilnya sama-sama cari uang. jadi menurut saya jangan paksa kehendak anak, kalau bisa anda harus jelih melihat bakat anak sejak anak anda berusia 3 tahun.
Untuk pemerintahan Indonesia Infrastruktur seperti sirkuit, sekolah balap, dan kompetisi sejak dini harus di tambah dan di perbaiki untuk memunculkan bibit-bibit unggul bangsa. Menghilangkan praktek Pilih kasih di management pun perlu untuk dilakukan, karena saya sering melihat oknum-oknum yang tidak berwibawa sering melihat anak dari sudut pandang budget ( kekayaan ). jika sifat ini terus dilestarikan maka kasihan anak yang kurang mampu.
Indonesia harus membiarkan pembalapnya berkembang sendiri. 2 contoh pembalap kita yang Go International Doni Tata Praditta dan Rio Haryanto kendaraan mereka masih terdapat embel-embel produk indonesia. ITU TIDAK PERLU karena akan memberi beban.
photos:
Bagi kebanyakan Orang Indonesia masih banyak yang mementingkan ijasah. tapi mereka tidak tahu apa yang akan ia lakukan kedepan. Sebagian besar orang tua lebih menginginkan anaknya sekolah di bandingkan mengikuti kompetisi.
Profesi Pembalap, atlet, dan urbanman kurang populer dimata sebagian besar orang tua. mereka lebih menyukai anaknya menjadi dokter, guru, polisi dsb. sekarang pertanyaannya BUAT APA?? toh hasilnya sama-sama cari uang. jadi menurut saya jangan paksa kehendak anak, kalau bisa anda harus jelih melihat bakat anak sejak anak anda berusia 3 tahun.
Untuk pemerintahan Indonesia Infrastruktur seperti sirkuit, sekolah balap, dan kompetisi sejak dini harus di tambah dan di perbaiki untuk memunculkan bibit-bibit unggul bangsa. Menghilangkan praktek Pilih kasih di management pun perlu untuk dilakukan, karena saya sering melihat oknum-oknum yang tidak berwibawa sering melihat anak dari sudut pandang budget ( kekayaan ). jika sifat ini terus dilestarikan maka kasihan anak yang kurang mampu.
Indonesia harus membiarkan pembalapnya berkembang sendiri. 2 contoh pembalap kita yang Go International Doni Tata Praditta dan Rio Haryanto kendaraan mereka masih terdapat embel-embel produk indonesia. ITU TIDAK PERLU karena akan memberi beban.
photos:
0 komentar:
Posting Komentar