Kemampuan dan jarak pengereman tiap mobil tentu berbeda. Sistem rem, bobot kendaraan dan beban yang diangkut, kecepatan kendaraan, bentuk dan profil ban, kondisi jalan serta reaksi pengemudi dan teknik pengereman menjadi faktor yang membedakan.
Dengan frekuensi hujan yang mulai datang saat ini yang terkadang tak menentu, tentu membuat cara mengemudi sedikit berbeda. Baik saat melaju, bermanuver atau melakukan pengereman. Kondisi permukaan jalan yang basah menjadi kendala tambahan yang harus dihadapi pengemudi.
Namun kenyataannya permukaan jalan basah yang dijumpai tidak hanya lapisan tipis air saja. Tapi juga ada genangan air atau lapisan yang berisi campuran air dengan tanah. Atau malah luapan air yang membanjiri jalan. Dengan beragam kondisi itu, tingkat licin jalan juga berbeda. Bahkan untuk beberapa mobil yang terpaksa melewati area banjir, kemampuan pengeremannya dapat berkurang.
Meski pengereman darurat jarang dilakukan, namun Anda dan mobil harus siap pada saat dibutuhkan. Namun sebelum membahas teknik pengereman untuk menghadapi kondisi jalan licin, sebaiknya pahami dulu sistem rem mobil Anda.
Umumnya, mobil saat ini dilengkapi rem cakram di kedua roda depan dan teromol di belakang. Tapi ada pula yang dilengkapi dengan rem cakram di keempat rodanya. Ada mobil yang sudah mengaplikasi Antilock Braking System (ABS) berikut fitur Electronic Brake Distribution (EBD) dan Brake Assist (BA). Dengan mengetahui sistem rem mobil Anda, maka cara pengereman pun bisa berbeda.
Pada permukaan basah atau berlumpur, jika mobil telah dilengkapi sistem ABS + EBD + BA, pengereman darurat bisa dilakukan dengan menginjak penuh pedal rem. Namun pada beberapa mobil, pedal rem terasa empuk dan agak melawan tekanan kaki Anda. Maka yang dibutuhkan adalah tendangan yang kuat menginjak pedal rem agar kerja optimal dari sistem rem tercapai.
Hasilnya, sistem menjaga ban tidak mengunci dan mobil masih bisa diarahkan. Dan Anda dapat terus memberi input pada setir untuk mengarahkan mobil ke tempat yang aman atau menghindari objek di depan.
Sementara pada mobil yang tidak dilengkapi ABS, cara pengereman yang dilakukan adalah dengan cara memompa (pulse braking) dengan tekanan dan frekuensi tetap. Artinya, Anda mengikuti prinsip kerja dari ABS agar pengendalian mobil masih bisa dilakukan.
Cara lainnya adalah menginjak kuat pedal rem hingga ban nyaris mengunci. Jika sampai mengunci, maka mobil akan menggelosor tanpa bisa dikendalikan. Lepas dan tekan kembali pedal rem agar ban tetap dapat traksi. Nah, kedua cara itu tadi perlu adaptasi, sehingga tak ada salahnya jika Anda sering berlatih melakukan pengereman darurat.
Berikutnya adalah permukaan jalan yang digenangi air sehingga menyebabkan gejala mengambang (aquaplanning) dan basah bergelombang. Tingkat kesulitan pengereman pada kedua kondisi jalan ini lebih tinggi. Pasalnya, traksi ban menurun drastis, terlebih pada kecepatan lebih tinggi.
Mobil pun seakan melayang di atas permukaan jalan dan mudah kehilangan pengendalian. Maka waspadai dan sebisa mungkin hindari melintas dengan kecepatan tinggi pada kedua permukaan jalan itu. Tapi di saat benar-benar kritis, Anda dapat melakukan kedua cara pengereman di atas sambil berupaya mengarahkan mobil ke tempat yang aman.
Beberapa ruas jalan kerap banjir saat musim hujan tiba. Jika Anda terpaksa melintasinya, pastikan sistem rem Anda tetap berfungsi normal. Sesudah melewati area banjir, injak pedal rem beberapa kali sambil berjalan pelan. Hal ini untuk menghilangkan lapisan air yang ada pada permukaan teromol atau cakram rem. Sehingga saat dibutuhkan pengereman, tidak ada yang menghalangi kontak dengan sepatu rem.
0 komentar:
Posting Komentar